Selama tiga hari aku bersama empat
orang temanku, walau tak dekat dan tak terbiasa, akupun datang jua.
Berawal dari sebuah rencana.
Selama waktu itu aku digoyang kasmaran.
Aku tak pernah tahu, bincangan ortu harik emarin. Jadi gejolak lokal
dalam hati.
Mereka menganggap adiknya. Seberapa
pantas denganku. Memang aku menemukannya yang riang dan ramah. Apa
karena aku lebih tua?
Perdebatan sungguh serius setiap
fikirku. Mencerna tentang dia yang mereka maksud wakil cinta.
Hari kedua yang semakin membunuhku.
Saat kuharus akui.Tubuh malang ini, hendak dekat dari perantaraan.
Objektif pun mati, intuisi angkat bicara.
Dan kapan aku bisa bertemunya dalam
ruang. Walau aku masih berperang pada bathin sendiri, soal cinta, aku
dan dia.
Telah hampir waktu kita berpisah.
Hingga bertemu suatu kesempatan lagi. Walau aku mengharapkan
eksistensinya yang mungkinkan teraniaya bila di depan mata.
No comments:
Post a Comment